Penerbangan Inggris Sempat Kacau Balau, Penyebabnya Mengejutkan

SHARE  

Sebuah keluarga menunggu saat penerbangan mereka tertunda karena Layanan Lalu Lintas Udara Nasional Inggris (NATS) membatasi lalu lintas udara Inggris karena masalah teknis yang menyebabkan penundaan, di London, Inggris, 28 Agustus 2023. (REUTERS/Hollie Adams) Foto: Sebuah keluarga menunggu saat penerbangan mereka tertunda karena Layanan Lalu Lintas Udara Nasional Inggris (NATS) membatasi lalu lintas udara Inggris karena masalah teknis yang menyebabkan penundaan, di London, Inggris, 28 Agustus 2023. (REUTERS/HOLLIE ADAMS)

Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagian penerbangan di Inggris mengalami penundaan dan pembatalan dengan durasi yang lama tahun lalu. Akibatnya ribuan penumpang terdampar selama berhari-hari setelah 1.500 penerbangan dibatalkan pada 28 Agustus 2023.

Saat itu, sistem perencanaan penerbangan terkomputerisasi di Layanan Lalu Lintas Udara Nasional (Nats) membatasi jumlah pendaratan pesawat akibat “masalah teknis” menimpa sistem kontrol. Nats menyebut itu dimatikan karena suatu kesalahan.

Baca: Insiden Boeing Terbaru! Pesawat Mendarat Darurat Gegara Ban Meledak

Kini Otoritas Penerbangan Sipil (Civil Aviation Authority/CAA) mengungkapkan alasan di balik kacaunya penerbangan di Inggris tersebut. Hal ini akibat personil penting sedang bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Laporan sementara CAA, yang diterbitkan pada Kamis (14/3/2024) menunjukkan bahwa penyelesaian masalah ini “lebih berlarut-larut dibandingkan yang seharusnya”. Hal itu karena tidak adanya beberapa insinyur senior di kantor saat itu.

Baca: Boeing dalam Masalah Besar, 8 Insiden-Skandal Terjadi dalam 3 Bulan

Laporan CAA menyebut para personil yang menjabat sebagai insinyur tersebut memerlukan waktu 90 menit untuk tiba di lokasi kantor Nats di Swanwick, Hampshire untuk memulai ulang sistem secara manual.

“Insinyur paling senior yang bertugas tidak ada selama lebih dari tiga jam setelah masalah awal muncul. Sementara itu, Nats, yang menjalankan layanan lalu lintas udara Inggris, menunggu empat jam untuk menghubungi perusahaan pembuat perangkat lunak tersebut,” tambah laporan itu, seperti dikutip RT.

Tinjauan atas insiden tersebut menunjukkan bahwa krisis tersebut dipicu oleh ketidakmampuan sistem komputer Nats untuk memproses data yang tidak biasa dalam rencana penerbangan tersebut.

Baca: Tok! Pilpres Rusia Dimulai Hari Ini, Putin Presiden Seumur Hidup

Hal ini menunjukkan bahwa dua titik arah, atau penanda navigasi, dengan kode yang sama memicu ‘kesalahan pengecualian kritis’ yang memaksa sistem dan cadangannya memasuki mode ‘aman dari kegagalan’. Penanda navigasi diserahkan oleh maskapai penerbangan kepada pengontrol lalu lintas udara untuk meminimalkan risiko tabrakan di udara.

“Laporan ini berisi bukti kuat bahwa perencanaan dan prosedur ketahanan dasar Nats sepenuhnya tidak memadai dan berada jauh di bawah standar yang diharapkan untuk infrastruktur nasional sebesar ini,” kata CEO Airlines UK, Tim Alderslade.

Michael O’Leary, kepala eksekutif Ryanair, menjelaskan bahwa “fakta bahwa para insinyur utama Nats hanya duduk di rumah selama salah satu puncak perjalanan akhir pekan, ditambah dengan temuan bahwa Nats memiliki kekurangan mendasar dalam pra-perencanaan, dokumentasi, dan koordinasi, jelas menuntut perubahan manajemen senior,” jelasnya.

Menurut perkiraan regulator penerbangan, lebih dari 700.000 penumpang terkena dampak insiden tersebut. Termasuk 300.000 orang yang penerbangannya https://horeoraduwe.com/dibatalkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*