Jokowi soal BLT El Nino Rp400.000: Memang BLT Khusus, Tidak Semuanya Dapat

BANYUMAS, KOMPAS.TV – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino sebesar Rp400.000 memang tidak diberikan untuk semua masyarakat. Jokowi menyebut BLT El Nino adalah BLT Khusus yang hanya diterima masyarakat yang terdampak kekeringan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat berdialog dengan sejumlah penerima manfaat bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) di Gudang Bulog Klahang, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (3/1/2024).

“Karena ini memang BLT khusus, tidak semuanya dapat, tapi tidak juga dipilihin, nggak juga,” kata Jokowi seperti dikutkp dari YouTube Sekretariat Presiden. 

Pada kesempatan itu, Jokowi membagikan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram (kg) kepada keluarga penerima manfaat (KPM). Sedangkan untuk BLT El Nino diberikan untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang menurun akibat El Nino. Seperti para petani yang gagal panen karena sawahnya kekeringan. 

Baca Juga: Jokowi Akui Ada Kebocoran Pupuk Subsidi, Dinikmati yang Bukan Petani

BLT El Nino itu memang untuk menutup adanya kenaikan harga di lapangan karena kemarin musim panasnya panjang,” tambahnya. 

Jokowi juga membagikan bansos pangan kepada masyarakat di Gudang Bulog Munjung Agung, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah.

Adapun masyarakat yang hadir di sana diketahui merupakan penerima manfaat tambahan. Sehingga bantuan pangan yang mereka peroleh pada kesempatan tersebut merupakan yang pertama. 

Jokowi memastikan masyarakat di sana sudah menerima bantuan pangan seluruhnya. Ia juga menyebut jika anggaran pemerintah mencukupi, bansos pangan akan diperpanjang. 

Baca Juga: Jokowi Sebut Kenaikan Harga Beras Tak Setinggi di Negara Lain, tapi Jadi Penyumbang Inflasi 2023

“Yang paling penting Januari sudah diterima, nanti akan dapat lagi di bulan Februari, akan dapat lagi di bulan Maret,” ucap Jokowi. 

“Nanti kalau APBN-nya saya lihat mencukupi, dilanjutkan lagi ke April, Mei, Juni, setuju mboten (setuju tidak)?” lanjutnya. 

Jokowi: Pembangunan Jalan Tol Enggak Ada Apa-apanya Dibanding Jalan Desa

jokowi-pembangunan-jalan-tol-enggak-ada-apa-apanya-dibanding-jalan-desa

BANJARNEGARA, KOMPAS.TV – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan pembangunan jalan tol tidak ada apa-apanya dibandingkan pembangunan jalan desa. Jokowi menyebut pemerintah baru membangun jalan tol 2.040 kilometer (km). 

Sedangkan pembangunan jalan desa, disebut Jokowi sudah mencapai 350.000 kilometer. Hal itu disampaikan Jokowi dalam pertemuannya bersama para kepala desa se-Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Rabu (3/1/2024).

“Jalan tol enggak ada apa-apanya, hanya 2.040 kilometer. (Pembangunan) jalan desa (sudah mencapai) 350.000 kilometer karena kita memiliki 74.800 desa di seluruh Tanah Air ini. Kalau satu desa saja 5 kilo, berarti kali 75 berarti sudah 350 ribu jalan desa,” kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden. 

Baca Juga: Jokowi Sebut 37 Jembatan Callender Hamilton di Pulau Jawa Harus Diperbaiki

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lalu menjelaskan, dana desa yang diberikan oleh pemerintah sangat besar jika dibanding dana pembangunan infrastruktur. 

Adapun dana desa mulai diberikan pemerintah sejak tahun 2015. 

Jangan keliru, ini saya beri tahu, sampai saat ini sudah Rp539 triliun dana desa yang disalurkan ke desa-desa—Rp539 triliun, niku duit kathah sanget lho — uang gede banget, lho,” ujarnya. 

Baca Juga: BPS: Inflasi Tahun 2023 2,61%, Terendah dalam 20 Tahun Terakhir

“Airport, niku gawe airport sedengan ngoten nggih (itu membangun bandara ukuran sedang ya) itu Rp2 triliun. Lha niki berarti dadi kiro-kiro 250 airport gedhe (Lha ini berarti jadi kira-kira 250 bandara besar). Bendungan niku Rp1 triliun, Rp1,5 triliun berarti dadi kira-kira 400 bendungan waduk, kalau dijadikan artinya uang itu gede sekali,” terangnya. 

Jokowi berharap agar penggunaan dana desa ke depannya dapat digunakan dan dikelola untuk semakin memberikan manfaat bagi masyarakat. 

Sebagai contoh, dalam membangun infrastruktur desa, seharusnya tidak membeli bahan-bahan bangunan dari luar daerahnya guna menjaga perputaran uang di desa.

Baca Juga: Jokowi Sebut Kenaikan Harga Beras Tak Setinggi di Negara Lain, tapi Jadi Penyumbang Inflasi 2023

“Oleh sebab itu sering saya ucapkan bolak-balik, beli batu batanya lokal di desa atau paling jauh di kecamatan, jangan diberi anggaran dana desa misalnya Rp1,5 miliarbelonjone teng (belanjanya di) JakartaKetoke luweh (kelihatannya lebih) murah, tapi perputaran uang jadi berpindah dari desa ke Jakarta, balik lagi uangnya,” tuturnya. 

“Biarkan uang itu beredar, meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi uangnya beredar di desa kita,” tandasnya.