Pertarungan di ‘kandang banteng’ – Bagaimana Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran yang disokong Jokowi berebut suara di Jawa Tengah?

Calon Presiden Ganjar Pranowo (kiri) saat berkampanye di Demak pada Selasa (02/01), dan Presiden Joko Widodo (kanan) saat kunjungan kerja di Purwokerto, Jawa Tengah pada hari yang sama

SUMBER GAMBAR,ANTARA FOTOKeterangan gambar,

Calon Presiden Ganjar Pranowo (kiri) saat berkampanye di Demak pada Selasa (02/01), dan Presiden Joko Widodo (kanan) saat kunjungan kerja di Purwokerto, Jawa Tengah pada hari yang sama

Provinsi Jawa Tengah, yang merupakan lumbung suara terbesar ketiga di Indonesia, dinilai tengah menjadi ajang perebutan pengaruh antara dua kubu dalam Pemilihan Presiden 2024, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang disokong oleh Presiden Joko Widodo.

Sejumlah pengamat politik mengatakan hal itu setidaknya terlihat dari intensnya kampanye politik Ganjar di Jawa Tengah selama dua pekan terakhir.

Di sisi lain, Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke provinsi ini dalam beberapa hari terakhir, di antaranya untuk peresmian jembatan hingga pembagian bantuan langsung tunai (BLT).

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai apa yang dilakukan Jokowi adalah bentuk “cawe-cawe” untuk “memastikan suara Jawa Tengah ada di tangan kubu anaknya”.

“Itu manuver politik untuk memenangkan anaknya [Gibran Rakabuming Raka]. Kandang banteng yang solid ini akhirnya terbelah karena PDIP mengambil ceruk yang sama,” kata Firman kepada BBC News Indonesia, Kamis (04/01).

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro, Nur Hidayat Sardini, juga berpendapat bahwa apa yang ditampilkan oleh Ganjar dan Jokowi di Jawa Tengah menunjukkan “perebutan pengaruh”.

Dia memprediksi pasangan calon nomor urut dua dan tiga “akan berbagi suara hampir rata” di provinsi dengan jumlah pemilih sebanyak 28,2 juta tersebut.

Sementara paslon nomor satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar “akan sulit” memenangkan suara di Jawa Tengah.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana membantah ada tujuan politis di balik kegiatan Jokowi karena “rencana kunjungan kerja presiden telah disiapkan jauh-jauh hari”.

Tudingan bahwa Jokowi “membuntuti” kampanye Ganjar tidak hanya terjadi di Jawa Tengah, namun juga di beberapa daerah lain seperti Papua, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat pada awal akhir November hingga awal Desember lalu.

Akan tetapi, yang terjadi di Jawa Tengah dinilai cukup krusial karena merupakan salah satu kantong suara terbesar dan “wilayah yang sangat diandalkan” PDIP.

Secara historis, Jawa Tengah telah menjadi basis massa ideologis yang sangat diandalkan oleh PDIP dari masa ke masa, kecuali ketika Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan pilpres pada 2009.

Sejumlah survei, antara lain yang dilakukan oleh Litbang Kompas dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS) masih menunjukkan bahwa Ganjar-Mahfud masih mendominasi di Jawa Tengah. Namun, elektabilitas Ganjar-Mahfud telah tergerus dibandingkan survei sebelumnya.

Ganjar: ‘Ada paslon lain yang konsentrasi di area Jateng’

Di sela-sela kampanyenya di Kabupaten Blora pada Kamis (04/01), Ganjar Pranowo menyadari bahwa wilayah Jawa Tengah menjadi salah satu arena yang diperebutkan di kontestasi Pilpres 2024.

Selama dua pekan terakhir, Ganjar berkampanye “secara intensif” di Jawa Tengah. Itu karena “ada paslon lain yang mengincar wilayah ini”.

“Ya kita harus menjaga rumah kita sendiri, karena kita melihat ada paslon lain yang akan konsentrasi juga di area Jawa Tengah, selain Jawa Timur dan Jawa Barat,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis yang diterima oleh BBC News Indonesia.

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (kanan) menyalami peserta saat menghadiri Apel Satgas PDIP DPC Kota Surakarta di Taman Sunan Jogo Kali, Pucang Sawit, Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (24/12/2023).
Keterangan gambar,Provinsi Jawa Tengah secara historis dikenal sebagai kantong suara PDI-Perjuangan

Akan tetapi, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Solo, FX Hadi Rudyatmo meyakini bahwa PDIP akan tetap menguasai perolehan suara di Jawa Tengah.

“Kader PDIP di Jawa Tengah ini kader yang militan, sehingga apa yang telah dilakukan oleh siapa pun, kita juga sudah melakukan konsolidasi, turun ke masyarakat, door to door untuk menyampaikan visi-misi Pak Ganjar dan Pak Mahfud MD,” papar Rudy kepada wartawan Fajar Shodiq yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Dia juga menilai kunjungan kerja yang dilakukan Jokowihttps://bermimpilahlagi.com/ “wajar-wajar saja” karena itu “merupakan tugas beliau sebagai presiden”, dan langkah itu “tidak menggembosi” suara Ganjar di Jawa Tengah.

“Rakyat kan sudah cerdas juga. Kalau rakyat Jawa Tengah pasti dukung Ganjar lah,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*