JAKARTA, KOMPAS.TV – Harga bahan pokok (bapok) di tingkat nasional mengalami kenaikan hari ini, Jumat (15/12/2023).
Berdasarkan data di situs Badan Pangan Nasional(Bapanas), terjadi peningkatan harga pada berbagai komoditas, termasuk beras premium dan medium, bawang merah, bawang putih, daging ayam, daging sapi murni, gula konsumsi, dan telur.
Baca Juga: Peduli Anak Yatim, YBM PLN UP3 Palembang Santuni 3 Panti Asuhan di Kota Palembang
Detail Kenaikan Harga
- Beras premium naik Rp170 menjadi Rp15.170 per kg.
- Harga Eceran Tertinggi Berdasarkan Zonasi
- Zona 1: Rp13.900 per kg
- Zona 2: Rp14.400 per kg
- Zona 3: Rp14.800 per kg
- Harga Eceran Tertinggi Berdasarkan Zonasi
- Beras medium naik Rp90 menjadi Rp13.280 per kg.
- Harga Eceran Tertinggi Berdasarkan Zonasi
- Zona 1: Rp10.900 per kg
- Zona 2: Rp11.500 per kg
- Zona 3: Rp11.800 per kg
- Harga Eceran Tertinggi Berdasarkan Zonasi
- Bawang merah naik Rp220 menjadi Rp32.160 per kg.
- Bawang putih naik Rp390 menjadi Rp36.590 per kg.
- Daging ayam naik Rp420 menjadi Rp34.860 per kg.
- Daging sapi murni naik Rp750 menjadi Rp135.260 per kg.
- Gula konsumsi naik Rp60 menjadi Rp17.380 per kg.
- Telur naik Rp260 menjadi Rp28.400 per kg.
Baca Juga: Sidak Pasar Pemprov PBD Pastikan Stok Bahan Pokok Aman, Sehingga Tidak Inflasi
Sementara terdapat penurunan harga pada cabai merah keriting dan cabai rawit merah.
Cabai merah keriting turun Rp1.530 menjadi Rp68.110 per kg. Sedangkan cabai rawit merah turun Rp1.070 menjadi Rp86.830 per kg.
Penyebab Kenaikan Harga Menurut Bulog
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga secara global, dipengaruhi oleh el nino yang berdampak pada produksi beras.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan defisit produksi beras di Indonesia pada November dan Desember 2023, yang diprediksi akan berlanjut hingga Januari 2024.
Baca Juga: Mendag Tinjau Harga Bahan Pokok di Pasar Bandar Lampung
Untuk stabilisasi harga, Bulog telah menyalurkan beras kepada 21 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) berpenghasilan rendah.
Selain itu, Bulog menyalurkan satu juta ton beras SPHP untuk dijual dengan harga yang lebih murah daripada harga pasaran.
“Kondisi el nino juga berpengaruh terhadap produksi beras. Bahkan menurut data BPS produksi beras di Indonesia November dan Desember mengalami defisit,” kata Bayu di Surabaya, Sabtu (9/12/2023), sebagaimana dikutip Antara.
“Bahkan hingga Januari kemungkinan (produksi beras) masih defisit. Inilah yang menyebabkan harga menjadi naik,” lanjutnya.
Baca Juga: Warga Berdesakan Membeli Paket Bahan Pokok Murah
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, Bulog telah mendapatkan izin untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton sejak Januari, yang sudah disebar ke 21 juta KPM berpenghasilan rendah.
Rencana impor tahap kedua akan dilakukan pada bulan ini dengan kuota 1 juta ton.
Bayu menegaskan Bulog akan kembali melakukan impor beras tahun depan untuk menjaga stabilisasi harga, terutama menghadapi Ramadan dan Idul Fitri, serta Pemilu pada Februari, di mana permintaan biasanya meningkat. Kuota impor untuk tahun depan masih menunggu keputusan.
“Impor tahap dua rencananya bulan ini dengan kuota 1 juta ton,” jelasnya.