JAKARTA, KOMPAS.TV– PT Dirgantara Indonesia (PTDI) disebut mencicil pembayaran gaji karyawannya karena masalah keuangan. Informasi itu mencuat dari surat perusahaan yang beredar, yang ditujukan kepada para pegawainya.
Surat itu menyebutkan jika gaji bulan November 2023 paling lambat akan dibayarkan 22 Desember 2023. Sedangkan nilai gaji yang akan dibayarkan selanjutnya maksimal Rp1 juta.
Surat edaran tersebut bernomor SE/028/030.02/KU 0000/PTD/12/2023 tentang Kekurangan Pembayaran Gaji Bulan November 2023. Surat tertanggal 15 Desember 2023 itu ditandatangani oleh Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM Wildan Arief.
“Kami atas nama direksi dan manajemen PT Dirgantara Indonesia, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh karyawan atas tertundanya pelunasan pembayaran gaji bulan November 2023 ini, dan kepada seluruh karyawan agar senantiasa menjaga suasana kerja yang kondusif dan produktif,” demikian tulis PTDI dalam surat edaran tersebut.
Baca Juga: Menhan Prabowo Dukung Kerja Sama PTDI dan Malaysia untuk Penguatan Dirgantara RI
Sekretaris Perusahaan PTDI Gemma Grimald pun buka suara soal hal itu. Ia menegaskan, gaji karyawan PTDI tidak dipotong. Tapi pembayaran dilakukan dengan cara mencicil.
Gemma juga mengaku keputusan tersebut sudah dibicarakan dengan perwakilan pekerja.
“Permasalahan gaji ini sudah diantisipasi dan dikomunikasikan, serta dibahas bersama dengan perwakilan karyawan. Oleh karenanya, sampai dengan saat ini gaji karyawan tidak pernah dipotong (dikurangi) pembayarannya, hanya saja dibayarkan secara bertahap,” jelas Gemma seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (18/12).
Gemma menerangkan, masalah keuangan yang dialami perusahaan saat ini karena pembayaran yang tersendat dari konsumen PTDI. Meski kontrak kedua pihak telah ditandatangani dan efektif berjalan, pembayarannya masih memerlukan waktu.
Baca Juga: Pindad Eskpor Amunisi 2 Kontainer Setiap Bulan ke Amerika, Targetkan Pendapatan Rp27 T di 2023
Sebelum memutuskan mencicil gaji karyawan, PTDI juga mengusahakan pendapatan dari optimalisasi aset non produktif seperti inventory lama yang tidak dapat dimanfaatkan untuk program berjalan.
Di sisi lain, Gemma menyebut perusahaan masih punya prospek bisnis yang baik. Hal itu terlihat dari ditandatanganinya sejumlah kontrak baru. Seperti perpanjangan kontrak dengan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) untuk pemeliharaan pesawat CN235, selama 5 tahun ke depan.
“Selain itu, perbaikan bisnis juga diperoleh PTDI dari kontrak-kontrak baru senilai total ekuivalen 1 miliar dollar AS di 2023, lebih tinggi dibandungkan perolehan kontrak di 2022,” ujarnya.
“Perseroan mendapat pula kepercayaan dari Bappenas untuk mengembangkan pesawat N219 menjadi pesawat amfibi yang dapat take-off dan landing di perairan,” tambahnya.
Baca Juga: Tol Serpong-Cinere Dibuka Fungsional saat Nataru, Cimanggis-Bandara Soetta hanya 20 Menit
Hal ini akan sangat membantu pengembangan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
“Hal-hal di atas menunjukkan bahwa prospek PTDI di tahun-tahun selanjutnya akan semakin membaik, sehingga PTDI dapat lebih berkembang dan semakin maju,” tandasnya.